Digitalisasi di Indonesia Meningkat Tajam, 2025 Mampu Kalahkan Singapura dan Vietnam

Jakarta, dnusantarapost.com – Sebanyak 202,6 juta penduduk di Indonesia menjadi pengguna internet. Bahkan, negara ini dinilai memiliki perkembangan ekonomi digital terbesar dan tercepat.

Hasil data Litbang Kemenkominfo RI mencatat, 270 juta penduduk di Indonesia pada 2020 lalu, mengakui bahwa nilai ekonomi digital mampu menebus hingga USD 44 miliar atau setara Rp 632 triliun.

Bahkan, untuk penggunaan internet Indonesia diprediksi mampu mengalahkan Singapura dan Vietnam tahun 2025 nanti dengan realisasi 23 persen dari 1.248 pengguna.

Kepala Badan Litbang Kemenkominfo RI, Hary Budiarto mengatakan, prediksi nilai ekonomi digital Indonesia pada 2025 diakui juga akan mampu menembus realisasi sebesar USD 124 miliar. Terlebih, tahun 2030 nanti sudah terealisasi hingga USD 315,5 miliar atau Rp 4.531 triliun.

“Tahun 2025 prediksi nilai rupiah setara sekitar Rp 1.781 triliun dan bandingkan dengan nilai pasar E-commerce tercatat mencapai USD27,5 miliar atau sekitar Rp395 triliun,” ungkapnya melalui rilis yang diterima dnusantarapost.com, Senin (15/11) siang.

Sedangkan, ia menyebutkan, untuk nilai prediksi pasar E-commerce tahun 2030  realisasi pendapatan mampu mencapai hingga USD 132,8 miliar. “Atau kalau dilihat dari nilainya dapat berada dikisaran Rp1.908 triliun,” jelasnya.

Melalui sumber resmi Google, Temasek dan Brian Company untuk sektor informatika dan komunikasi di Indonesia dalam presentase laju pertumbuhan kumulatif di tahun 2020 lalu berada pada 10,58.

“Namun, pada tahun 2021 tepatnya di semester I (pertama) sudah mulai merangkak naik pada angka 7,78 persen (c to c),” ungkapnya.

Tahun 2019 – 2021, industri pasar E-commerce berhasil menduduki 54 persen, online travel 68 persen, online media sekitar 24 persen dan ride hailing sebesar 18 persen.

Jika dilihat melalui persentase ekonomi digital. Nilai dan pertumbuhan terbesar di Indonesia pada 2025 nanti penggunaannya akan lebih didominasi oleh sektor E-commerce yang di prediksi naik 23 persen.

Terlebih, juga berpengaruh pada bisnis online travel yang ikut merangkak naik hingga 36 persen. Begitu pula online media yang mampu mencapai 18 persen dan diikuti sektor lainnya seperti ride hailing 28 persen.

Perwarta/Editor : (Adrian/Ads)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *