Banjarbaru, dnusantarapost.com – Sektor bahan pokok utama masyarakat di Kalsel pada September 2021 mengalami deflasi sebesar 0,24 persen. Indikasi ini terjadi karena komoditi telur ayam ras, daun bawang, bawang merah, cabai rawit, cabai merah, semangka, ikan saluang dan papuyu mengalami penurunan harga.
Berdasarkan data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Kalimantan Selatan melalui kanal Youtube, Jumat (1/10) kemarin, ternyata Kalsel juga menjadi penyumbang deflasi pada September 2021 yakni sebesar minus 0,05 persen.
Terlebih, Indeks Harga Konsumen (IHK) pada September 2021 di Kalimantan Selatan menurun di kisaran 113.38 ketimbang IHK September 2020 kemarin sebesar 109.49. Namun, apabila dilihat dari Agustus 2021 angka ini tidak berbeda jauh dengan IHK September lalu, yakni 113.71.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalimantan Selatan, Yos Rusdiansyah, mengungkapkan, tiga wilayah di Kalsel yang mengalami deflasi pada September 2021 lalu yakni Banjarmasin sebesar 0,04 persen, Tabalong 0,04 persen sedangkan Kotabaru berada pada angka 0,18 persen.
“Deflasi ini terjadi karena adanya penurunan harga di beberapa kelompok pengeluaran, di samping juga ada kenaikan pada kelompok lainnya. Bahkan, itu berimbas pada sektor makanan, minuman dan tembakau terkontraksi sebesar 0,24 persen,” ujarnya.
Sedangkan, untuk kelompok pengeluaran lainnya yang juga ikut terkena deflasi adalah transportasi sebesar 0,42 persen serta perawatan dan jasa 0,18 persen.
Kendati begitu, komoditas dengan andil tertinggi inflasi, antara lain pepaya, jagung manis, bayam, ikan peda, selangat, kakap merah, ketimun hingga sate.
“Kelompok lainnya yang juga ikut naik adalah penyediaan makanan/restoran sebesar 0,14 persen,” papar Kepala BPS Kalsel, Yos Rusdiansyah dalam kanal Youtube resminya.
Jika dihitung berdasarkan tahun kalender, September 2021 Kalimantan Selatan juga sempat mengalami inflasi sebesar 0,84 persen. Khusus dari tahun ke tahun (Y on Y) berada pada kisaran 2,56 persen.
Perwarta/Editor : (Adrian/Ads)