MARABAHAN – Kader posyandu balita, Sulaikha, dirundung duka karena banjir di daerahnya.
“Sudah 11 hari rumah saya terendam,” ujarnya saat ditemui dnusantarapost.com di Desa Bahandang, Kecamatan Jejangkit, Kabupaten Barito Kuala (Batola), Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel), Sabtu (25/2/2023).
Dia mengalami banjir seperti ini dalam tiga tahun berturut-turut. Air banjir yang merendam lantai rumahnya setinggi mata kaki orang dewasa.
Kendati kebanjiran, Sulaikha mengaku tetap bertahan di rumahnya bersama anak dan orangtua.
“Aktivitas sehari-hari saja yang terganggu akibat banjir ini,” keluhnya.
Selain rumahnya dan rumah tetangganya kebanjiran, Sulaikha mengaku tahun ini kemungkinan tidak menanam padi karena lokasi persawahannya terendam.
Dua tahun ini, Sulaikha mengaku gagal menanam padi akibat banjir yang merendam persawahan.
“Saya menanam padi 10 borongan. Tahun lalu bukan gagal panen, tapi gagal tanam,” keluhnya.
Sulaikah berharap ada perhatian Pemerintah terhadap dirinya dan warga desa Bahandang yang terdampak banjir setiap tahun.
Pantauan di lokasi bencana, tidak hanya rumah warga, persawahan padi juga terdampak.
Akses jalan kabupaten antar desa yang menghubungkan Desa Sampurna dengan Desa Bahandang hingga Kantor Desa dan Sekolah Dasar terendam air setinggi lutut anak remaja.
Menurut Rusdi, aparatur Pemerintah Desa Bahandang, sudah ada kunjungan dan bantuan yang disalurkan BPBD Batola.
Menurutnya, sebelumnya hanya 9 rumah yang terdampak banjir saat Kamis (23/2).
Sedangkan saat Sabtu ini, ungkapnya, bertambah lima rumah yang terdampak.
“Bantuan yang sudah kami bagikan, tiga bungkus mi instan. Untuk air minum kemasan gelas, belum kami bagikan,” katanya.