Banjarbaru, dnusantarapost.com – Nilai ekspor dan impor di Kalsel pada September 2021 mengalami penurunan sebesar 17,12 persen dibandingkan Agustus lalu yang naik di kisaran 24,71 – 96,23 persen.
Indikasi turunnya nilai ekspor terbesar terdapat pada komoditas lemak dan minyak hewani/nabati. Untuk impor terjadi pada kelompok bahan bakar mineral.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalimantan Selatan, Yos Rusdiansyah menjelaskan, ekspor barang asal Kalsel mencapai sekitar USD 736,12 juta atau mengalami penurunan dibandingkan nilai ekspor pada Agustus 2021 lalu yang berkisar sebanyak USD 888,14 juta.
“Penurunan terbesar terjadi pada komoditi lemak dan minyak hewani/nabati sekitar USD 59,02 juta atau terkontraksi turun 67,53 persen. Sedangkan, peningkatan terbesar ada pada olahan dari daging, ikan, krustesea, moluska sebesar USD 7,27 juta atau naik sebanyak 33,55 persen,” paparnya.
Menurut pangsa pasar, terjadi penurunan ekspor dari Kalimantan Selatan ke India sekitar 38,86 persen. Sedangkan ekspor pada Agustus lalu ke India mencapai USD 129,48 juta. Sementara, September 2021 malah turun menjadi USD 79,16 juta.
Senada juga terjadi pada nilai ekspor. Yang mana, nilai impor Kalsel pada September lalu menyentuh USD 30,83 miliar, bahkan, terbilang turun dibandingkan Agustus 2021. Kelompok bahan bakar menjadi indikasi turunnya impor tersebar.
“Impor turun sebesar 48,50 persen. Kalau peningkatan terbesar pada mesin dan peralatan medis serta bagiannya sebesar 268,74 persen,” terang Kepala BPS Provinsi Kalsel, Yos Rusdiansyah.
Adapun lima negara pemasok barang impor terbesar pada September 2021, diantaranya adalah Malaysia sekitar USD 24,79 juta (80,42 persen), Perancis sebesar 2,48 juta (8,03 persen), Singapura sedikitnya USD 1,10 juta (3,57 persen), Rumania USD 0,60 juta (1,96 persen) serta Jerman sebanyak USD 0,47 miliar atau sekitar 1,52 persen.
Perwarta/Editor : (Adrian/Ads)
